PDM Kabupaten Gowa - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Gowa
.: Home > Artikel

Homepage

Muhammadiyah Cabang Sungguminasa

.: Home > Artikel > PDM
17 Juni 2016 15:47 WIB
Dibaca: 1760
Penulis :

Muhammadiyah Cabang Sungguminasa[*]

Sungguminasa yang kita kenal saat ini pada awalnya bernama “Tompobalang” yang artinya daratan yang dikelilingi oleh rawa-rawa. Diberikan nama tersebut karena pada masa lampau daerah Tompobalang sebagai daratan berada di tengah dengan di sebelah selatan terdapat sungai Je’neberang, dibagian timur tepatnya di Cambaya dan Batangkaluku penuh dengan rawa-rawa, di bagian barat tepatnya di Pandang-pandang dan Lambaselo juga penuh dengan rawa-rawa demikian halnya dibagian utara membujur dari timur ke barat penuh dengan rawa-rawa (Yasin Limpo, 1995:139).

Lebih lanjut diuraikan oleh Yasin Limpo (1995:139-140), bahwa:

Tompobalang ini menurut riwayatnya di masa lalu dipimpin oleh seorang pemimpin kaum yang bergelar Karaeng Tompobalang. Pada masa pemerintahan Raja Gowa XXVII I Mallisujawa Daeng Riboko, Arung Mampu, Karaeng Tompobalang Sultan Maduddin Tumenanga ri Tompobalang (1767-1769) daerah ini dikuasai Kerajaan Gowa. Sebelum ia wafat pernah berpesan, “besok lusa di Tompobalang ini banyak orang yang bermukim dan bisa mendapatkan kebahagiaan dalam mencapai cita-citanya (tau sunggu ri minasana). Selama beberap tahun kemudian setelah Dia wafat impiannya terbukti dan banyak orang yang bermukim di Tompobalang sehingga daerah tersebut berubah nama menjadi Sungguminasa.

 

Dalam perkembangan sejarah selanjutnya, pesan dari Karaeng Tompobalang tersebut juga terbukti pada proses penyebaran Muhammadiyah di daerah Gowa. Karena, kalau kita menghubungkan peristiwa sejarah berdirinya Muhammadiyah di Gowa, maka ada tiga daerah yang sangat berperan aktif yakni; Makassar sebagai kota pertama berdirinya Muhammadiyah di Sulawesi Selatan di samping sebagai pusat pembinaan kader Muhammadiyah di berbagai daerah Sulawesi Selatan, Jongaya sebagai ranting Muhammadiyah pertama di Gowa sekaligus juga sebagai tempat pembinaan kader-kader Muhammadiyah di berbagai daerah di Gowa dan Sungguminasa sendiri sebagai Cabang Muhammadiyah pertama di Gowa di samping sebagai motivator dan pembinaan Muhammadiyah di Gowa sebagai cikal bakal berdirinya Cabang-Cabang Muhammadiyah di daerah Gowa.

Muhammadiyah Group Sungguminasa berdiri beberapa saat setelah pendirian Muhammadiyah Group Jongaya, pendirian Muhammadiyah Group Sungguminasa dipelopori Yunus Daeng Mannangkasi (Piter Hamzah, wawancara 26 Maret 2006) seorang keturunan bangsawan yang berpengaruh di daerah itu, yang juga Pamong Praja diwaktu Kolonial Belanda.

Atas kepeloporan Dia itulah sehingga kepengurusan pertama Muhammadiyah Group Sungguminasa dapat terbentuk di antaranya:      H. Yunus Dg. Mannangkasi sebagai ketua, Ince Abdul Gani sebagai sekretaris, dibantu Hilal, Karaeng Ujung, dan Marhabang. (Radjab, 1999:45).

Dengan terbentuknya Muhammadiyah Group Sungguminasa yang didukung oleh orang-orang yang memiliki pengaruh, keberanian dan keikhlasan berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Nabi Muhammad saw, maka semakin terbukalah kesempatan bagi Muhammadiyah untuk menanamkan pengaruhnya baik dalam wilayah Sungguminasa sendiri maupun wilayah-wilayah di luar Sungguminasa dalam lingkup daerah Gowa, mengingat letak Sungguminasa dikala itu yang strategis yaitu sebagai pusat kota di daerah Gowa.

Selanjutnya dalam rangka pemantapan dan pembinaan kemuhammadiyahan dan pembinaan kader-kader Muhammadiyah serta untuk menunjukkan pelaksanaan syariat Islam sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya dalam persoalan ibadah, maka atas prakarsa Sarapa Daeng Tarru, Daeng Nompo, Daeng Tangnga, Daeng Ngerang, Bapak Eppe, Bapak Bina serta dengan memakai tanah wakaf dari Amma Buki. (Adam Nappa, wawancara Kamis 16 Maret 2006). Didirikanlah Mushallah Muhammadiyah di kampung Pandang-pandang. Tempat ini kemudian menjadi pusat pembinaan kader dan pusat dakwah Muhammadiyah Group Sungguminasa.

Selain pendirian Mushallah, Muhammadiyah Group Sungguminasa melalui bagian Aisyiyah berhasil mendirikan sekolah di tengah Kota Sungguminasa kemudian bernama Muallimin Aisyiyah Sungguminasa, dengan Rasyid Alya sebagai Kepala Sekolah dan Abdul Rahman Daeng Sija, Hambali, Suaib Tahir dan Samsyuddin sebagai gurunya. Sekolah tersebut didirikan di atas tanah wakaf dari Haji Yunus Daeng Mannangkasi (Adam Nappa, wawancara 16 Maret 2006).

Dengan berdirinya Mushalla Muhammadiyah dan Muallimin Aisyiyah Muhammadiyah Group Sungguminasa, sebagai amal usaha pertama Muhammadiyah semakin terasalah konstribusi dan kehadiran Muhammadiyah di Daerah Sungguminasa maupun daerah lain di luar Sungguminasa.

Untuk pengembangan dan peningkatan organisasi setelah Muhammadiyah Group Sungguminasa berdiri sekitar 13 tahun serta telah dianggap memenuhi persyaratan, maka melalui Surat Keputusan PB Muhammadiyah No. 792/1952 tanggal 04 Mei 1952 secara resmi Group Muhammadiyah Sungguminasa di tingkatkan menjadi Muhammadiyah Cabang Sungguminasa (Laporan PWM Sul-Sel, 1991). Dengan komposisi sebagai berikut:

Ketua

:

Umar Baya

Wakil Ketua

:

Marhabang Daeng Narang

Sekretaris I

:

Sampara Daeng Naba

Sekretaris II

:

Abdul Rahman Daeng Sija

Bendahara

Anggota

:

Abdul Wahab Daeng Djallang

H. Daeng Bunga

 

 

Mubin

 

 

Abdullah Tamolle

 

 

Hamdjah Daeng Todjeng

 

 

Wailong Daeng Kulle

 

 

Pake Daeng Ngerang 

(Arsip:1957)

 

Demikian halnya dengan bagian-bagian Muhammadiyah Cabang yang lain. Aisyiyah pun ikut menjadi Cabang dengan sendirinya dengan susunan pengurus sebagaimana sempat didata penulis adalah sebagai berikut:

Ketua

:

Sitti Aminah Djafar

Wakil Ketua

:

Sitti Tohfa Daeng Ngati

Panitera I

:

Sitti Maemunah

Panitera II

:

Sitti Aminah N

Bendahara

:

Sitti Fatimah Yunus

Pembantu

:

Sitti Maryam

 

 

Sitti Safiah Fine

 

 

Sitti Fatimah T

 

 

Sitti Hamidah Ma’sum

 

 

Sitti Hadaenah

 

 

Sitti Hadidjah dg. Nganne

 

                                                                   (Arsip:1957)

Sedangkan binaan ranting-ranting binaan Aisyiyah menurut laporan kejaksaan Gowa tanggal 28 Djuni 1960 adalah sebagai berikut:

1.

RT Jongayya

8.

RT Salaka

2.

RT Limbung

9.

RT Polong Bangkeng

3.

RT Boka

10.

RT Barembeng

4.

RT Tjampagaya

11.

RT Bone

5.

RT Sapandjang

12.

RT Pasimbungan

6.

RT Bontorita

 

 

7.

RT Taroang

 

 

 

Selanjutnya Nasyiatul Aisyiyah sejak tanggal 3 November 1948 ada di Sungguminasa dan menjadi bagian dari perjuangan Group Muhammadiyah Sungguminasa. Juga ikut menjadi cabang dengan kepengurusan awal sebagai berikut:

Ketua

:

Mulia Wahab

Wakil ketua

:

ST Sainab

Panitera

:

ST Jauhar Yunus

Bendahara

:

ST Hadinah, dan segenap pembantu-pembantunya.

(Arsip:1957)

 

Dalam tahun yang sama tepatnya pada hari ahad 21 september 1952 pukul 9.00 di gedung perguruan Aisyiyah Sungguminasa dengan kepanitiaan, A. Rachman Sebagai Ketua dan A. Salam Sebagai Panitera (Arsip:1957) dilaksanakan Perayaan Penetapan Kepanduan Hisbul Wathan dengan komposisi sebagaimana yang tercantum dalam Kejaksaan Gowa tanggal 28 Djuni 1960 adalah sebagai berikut:

Ketua

:

M. Ishak Daeng Mase

Wakil ketua

:

Abdullah Tamolle

Panitera

:

Abd Salam Daeng Tika

Bendahara

:

Abd Salam Daeng Guling, dan anggota 40 orang.

 

Satu hal yang mesti dipahami oleh pembaca bahwa dalam bagian tulisan ini menyangkut data tentang Muhammadiyah Cabang Sungguminasa baik tokoh penggerak maupun perannya tentu tidak semuanya dapat dicatat dan diutarakan oleh penulis, itu disebabkan kurangnya data tertulis (arsip)  yang dimiliki menyangkut Muhammadiyah Sungguminasa. Namun berdasarkan dari kesaksian para pelaku sejarah Muhammadiyah di Gowa menyatakan bahwa masih ada beberapa tokoh Muhammadiyah di Sungguminasa yang tidak sedikit kontribusinya terhadap perkembangan Muhammadiyah Sungguminasa, diantara tokoh itu adalah Abdul Wahab Daeng Nyallang dan Daeng Pawero, keduanya adalah peserta Muktamar pada sekitar tahun 1959 di Yokyakarta.Demikian juga tokoh seperti Johari Daeng Limpo dan Daeng Lalang yang merupakan keluarga dari Marhabang Daeng Nuntung juga tidak sedikit perhatiannya dalam mengurusi kepentingan Muhammadiyah  (Mallingkai Daeng Nyonri, 14 0ktober 2011) 

Demikian usaha Muhammadiyah Cabang Sungguminasa dalam melengkapi dan membenahi Organisasi. Dan perlu dicatat bahwa dalam perkembangan selanjutnya hingga sekitar tahun 1963 hampir seluruh bagian daerah Gowa telah terdapat Group (ranting-ranting) Muhammadiyah dibawah pembinaan Muhammadiyah Cabang Sungguminasa, ini dapat kita lihat dari ranting binaan Aisyiyah Cabang Sungguminasa di atas yang tentunya tidak jauh berbeda dengan ranting binaan Muhammadiyah Cabang Sungguminasa sebagai induknya.

Dalam mengaktifkan dan memberikan pengalaman dan pemahaman organisasi bagi ranting binaannya, pengurus Muhammadiyah Cabang Sungguminasa melancarkan koordinasi dan konsolidasi dengan ranting-ranting di bawahnya. Demikian pula ranting-ranting Muhammadiyah yang ada pada saat itu menjadikan pengurus Muhammadiyah cabang Sungguminasa sebagai pusat konsultasi. Dalam beberapa kegiatan Pengurus Cabang diundang untuk memberikan pengarahan-pengarahan, dan ada pula kalanya Pengurus Ranting mendatangi Pengurus Cabang guna mengkonsultasikan segala masalah yang ada di ranting binaan masing-masing. Dengan pola pembinaan semacam inilah sehingga dalam waktu sekitar 16 tahun Muhammadiyah Cabang Sungguminasa berhak memberikan motivasi dan ransangan terhadap ranting-ranting yang ada dalam wilayah kerjanya dan sebagai konsekuensinya adalah pada tahun 1968 telah resmi berdiri 13 Pengurus Cabang Muhammadiyah di daerah Gowa, yaitu:

1.

PCM Sungguminasa (1952)

2.

PCM Limbung (1963)

3.

PCM Barembeng (1966)

4.

PCM Lempangang (1966)

5.

PCM Allu Bontonompo (1967)

6.

PCM Pao Tombolo (1967)

7.

PCM Bontonompo (1967)

8.

PCM Tompobulu Malakaji (1967)

9.

PCM Bori Matangkasa (1968)

10.

PCM Maccini Baji (1968)

11.

PCM Moncobalang (1968)

12.

PCM Pallangga (1968)

13.

PCM Malino (1968)

 

Dan berdirinya cabang-cabang Muhammadiyah tersebut di hampir seluruh bagian dalam daerah Gowa merupakan hal yang menandai perkembangan Muhammadiyah di daerah Gowa, dan tentunya Cabang Muhammadiyah Sungguminasa turut berperan penting dalam proses perkembangan tersebut.


[*] [*] Diringkas dari Buku “Mentari bersinar di Gowa : Menelusuri Jejak Kehadiran Muhammadiyah Di Gowa tahun 1928-1968. Penulis Basri B. Mattayang

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website