PDM Kabupaten Gowa - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Gowa
.: Home > Artikel

Homepage

GOWA SEBAGAI DUNIA PENDIDIKAN MORALITAS

.: Home > Artikel > PDM
23 Juni 2016 11:02 WIB
Dibaca: 1249
Penulis :

GOWA SEBAGAI DUNIA PENDIDIKAN MORALITAS

Oleh: Adibah L. Najmy

 

Pendidikan di Indonesia memiliki peranan sentral dalam perkembangan  di setiap daerah, seperti halnya Kabupaten Gowa. Kaum terpelajar memiliki pengaruh yang cukup signifikan baik secara intelektual, politik, birokratis, maupun spiritual. Banyaknya pelajar Kabupten Gowa itu sendiri yang memiliki upaya untuk menciptakan daerahnya sebagai dunia pendidikan yang dapat menyebar manfaat kepada orang lain. Ide-ide tentang kemajuan dan perubahan yang dimiliki kaum intelektual muda saat ini cukup banyak melakukan sebuah pergerakan positif, sehingga gerakan ini pun mendapatkan respon positif dari masyarakat yang ditandai dengan lahirnya gerakan reformis-modernis seperti Muhammadiyah.

Kelahiran Muhammadiyah inilah pada 1912 menjadi cikal bakal lahirnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, kelahiran IPM memiliki posisi strategis yakni IPM sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah di kalangan pelajar juga IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah di masa yang akan datang.

Kabupaten Gowa yang dikenal sebagai daerah bersejarah beberapa abad yang lalu, juga merupakan Kabupaten yang besar akan Muhammadiyah. Dari Muhammadiyah sehingga lahir IPM. Dengan wadah IPM atau Pimpinan Daerah IPM Gowa, mewadahi beberapa Pimpinan Cabang di kawasan Gowa itu sendiri. gerakan IPM yang berbasis pendidikan untuk kalangan pelajaran adalah bukti autentik bahwa kecenderungan Gowa untuk menjadi kencana dunia pendidikan hampirlah terbilang mendekati garis final. Peran-peran dan kerja keras yang dilakukan untuk Kader IPM, bukan hanya untuk kalangan yang bergabung di IPM saja namun Kader IPM di sini sebagai jembatan untuk kemaslahatan masyarakat setempat, khususnya Kabupaten Gowa.

Berbicara tentang pendidikan adalah sesuatu yang terdengan sudah biasa. Sebab di Kabupaten Gowa oleh kementerian Pendidikan telah menegaskan akan perihal wajib untuk anak-anak Gowa bersekolah hingga tingkat Sekolah Menegah Atas atau sederajat. Namun yang membedakan gerakan IPM, adalah menciptkan pendidikan untuk kalangan pelajar yang berbasis moral. “Korupsi!” itulah satu kata yang nyaris melemahkan kaum Indonesia. Banyaknya pejabat bangsa yang melakukan hal tersebut, melakukan hal semena-mena yang merampas hak rakyat untuk kesajahteraan. Menjadi orang pantai dengan pendidikan yang bertingkat-tingkat adalah impian semua orang. Siapa yang tak menginginkan hal itu terjadi? Semua orang berusaha untuk menjadi pandai dengan sebuah pendidikan ke jenjang tinggi. Bahkan untuk menjadi pejabat Negara yang diagungkan pun tak mudah. harus berwawasan luas, pandai tentunya. Itu berarti bahwa Indonesia bukan kekurangan orang pandai, namun Indonesia kekurangan orang yang bermoral sehingga dengan kurangnya moralitas tersebutlah banyak pejabat yang semena-mena dengan amanah dan lepas dari tanggung jawab.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan Gowa yang berpendidikan dapatlah mencapai titik kesejahteraan. Maka, inilah peran IPM sebagai gerakan yang memurnikan ajaran agama islam untuk pendidikan.

Gerakan-gerakan yang telah dilakukan oleh IPM adalah seperti Kajian rutin. Di Kabupaten Gowa, hampir semua tingkat cabang hingga dusun memiliki structural IPM untuk anak remaja. Kalaupun masih ada beberapa kecamatan dan dusun yang tak memiliki perkumpulan forum IPM dikarenakan kesibukan masing-masing, setidaknya secara luas bau-bau Muhammadiyah tercium ke halayat masyarakat banyak. Banyaknya dikenali Muhammadiyah ini karena kesibukan almamater IPM yang selalu melakukan program kerja ke setiap dusun dan cabang di Kabupaten Gowa.

Gerakan autentik IPM, bukanlah hanya bergerakan di sebatas pendidikan saja, namun untuk menerapkan pendidikan yang moralitas, perlulah ada pengkajian maksimum dan pendalaman akan nilai-nilai kaderisasi. IPM bukan hanya gerakan kecerdasan duniawi semata, namun juga pada keagamaan. Sebab, ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah pincang.

IPM adalah gerakan intelektual diidealkan mempunyai karakter keilmuan kritis-transformatif, pro perubahan kapan dan dimana pun berada. Karakter intelektual yang tidak hanya mempunyai ciri berfikir dan bertindak secara ilmu-iman-amal, iman-ilmu-amal, amal-ilmu-iman serta hanya berorientasi pada ranah developmentalisme an sich. Namun meneguhkan diri sebagai gerakan keilmuan yang mencerahkan yang bersifat humanis, liberalis, dan transenden. Gerakan yang tidak hanya sampai pada tataran teoritik namun juga berperan dalam mewujudkan perubahan sosial lewat proses pencerdasan serta mengadvokasi segala kepentingan basis massanya, yakni pelajar.

Untuk mewujudkan strategi gerakan tersebut, IPM melakukan budaya baca sebagai aktivitas wajib bagi kader IPM. Sebab, bersama kita ketahui bahwa membaca adalah modal dari keceradasan. Itulah mengapa membaca perlu dibudayakan untuk kemajuan awasan para kader agar dapat menjadi Agen of change bagi masyarakat. Kalau bukan lagi para pelajar yang memberdayakan daerahnya, maka siapa lagi? Kabupaten Gowa yang dari sejarawan menanamkan siri’ na pace.

 

Gowa, 2014


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website