PDM Kabupaten Gowa - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Gowa
.: Home > Artikel

Homepage

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah Lempangang

.: Home > Artikel > PDM
17 Juni 2016 15:21 WIB
Dibaca: 1218
Penulis :

Muhammadiyah Cabang Lempangang

Sekitar tahun 1960 Muhammadiyah Lempangang di bawah pembinaan Muhammadiyah Cabang Limbung, walaupun pada saat itu masih dibentuk kelompok-kelompok pengajian Muhammadiyah. 2 tahun kemudian, sekitar tahun 1962 kelompok-kelompok pengajian tersebut setelah memenuhi persyaratan organisasi, yaitu memiliki anggota minimal 15 orang, dan telah memiliki amal usaha, selanjutnya dibentuklah Ranting Muhammadiyah dengan komposisi pengurus sebagaimana disebutkan Ahmad Karim Majja (wawancara, 10 Februari 2006) sebagai berikut:

Ketua

:

Abdullah Mangun Tiro

Sekretaris

:

Mantasya Eppe

Bendahara

:

Sulaeman Tarra

Anggota

:

Ahmad Karim Majja

 

 

Muhammad Najib

 

 

Saleh Laja

 

 

S. Daeng Tayang

 

 

Rapai Daeng Nangka

 

 

Mujahidin Rangka

 

 

Haji Kasi

 

 

Sabarang Daeng Ngempo

 

Di samping pengurus Ranting Muhammadiyah yang telah disusun ketika itu,  sebagaimana wawancara Ahmad Karim Majja (10 Februari 2006) pengurus bagian Muhammadiyah pun telah tersusun seperti:

1.  Pemuda  Muhammadiyah tahun 1962 sebagai pengurus diantaranya: Ketua Ahmad Karim Majja, dan Sekretaris Abdul Gani Lala.

2.Aisyiyah Ranting Panciro tahun 1962 sebagai pengurus antara lain:

Ketua

:

Rosi Daeng Ke’nang

Sekretaris

:

Daeng Ranne

Bendahara

:

Hasiah Daeng Ngagi

 

Resmi terbentuk sebagai ranting, pengurus dan aktivis Muhammadiyah saat itu yang dipusatkan di Panciro menyatakan perang dengan kemusyrikan, bi’dah dan khurafat. Satu-persatu saukang, boe’-boe, (sejenis penyembahan animisme) dan sebagainya dihancurkan sambil mendakwakan bahwa kegiatan seperti itu merupakan pengingkaran terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Juru-juru dakwah Muhammadiyah pada saat itu  seperti Mantasya Eppe, Ahmad Karim Majja, Saleh Laja dan yang lainnya dengan didukung oleh orang-orang berpengaruh antara lain seperti Karaeng Sawi (anggota tentara pada saat itu), terus mengembangkan dan menggencarkan dakwah-dakwahnya hingga jauh dari pusat Muhammadiyah Lempangang itu sendiri. Seperti mendatangi daerah Pakkabba (Galesong), Barombong, Bontojai, Balinappang dan berbagai daerah lainnya. (Matasya Eppe, 16 Februari 2006).

Dalam bidang pendidikan Muhammadiyah Lempangang tidak lupa akan tugasnya mencerdaskan masyarakat dengan pendidikan yang layak. Pada tahun yang sama (1962) Muhammadiyah Ranting Lempangang berhasil mendirikan Madrasah Muallimin 4 tahun, walaupun pada awalnya hanya memakai gedung yang sangat sederhana dan belum permanen (Abdul Gani Daeng Lala, wawancara 14 maret 2006)

Adapun pengelola sekolah tersebut adalah kepala sekolah Muhammad Najib dan dibantu oleh guru-guru seperti Mantasya Eppe, Abdullah Mangung Tiro, Rasulun Rani, Yunus Tahir. Dengan siswa angkatan pertama pada saat itu adalah sekitar 30 orang (Mantasya Eppe, 16 Pebruari 2006).

Keberhasilan yang demikian itulah yang mengantar Muhammadiyah Ranting Lempangang, hingga pada tanggal 20 Nopember 1966, disahkan berdasarkan surat ketetapan pusat Muhammadiyah Nomor: 2409/A Menjadi Muhammadiyah Cabang Lempangang (Laporan PCM. Lempangang, 1996:14)

Setelah sah menjadi cabang dengan pengurusan yang tetap, Muhammadiyah Cabang Lempangang Semakin menunjukkan kinerja-kineja dakwanya. Kali ini pengurus cabang berupaya mengadakan fasilitas sosial hingga tahun yang sama Muhammadiyah Cabang Lempangang berhasil mendirikan poliklinik Muhammadiyah (Mantasya Eppe, 16 Pebruari 2006) yang menggunakan kolong rumah Letnan Damang sebagai tepat operasionalnya ( Abdul Gani Daeng Lala, 14 Maret 2006).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kembali Mantasya Eppe mengemukakan bahwa:

Walaupun amal-amal usaha muhammadiyah lempangang tersebut terbilang cukup sederhana dalam bentuk fisik, misalnya gedung muallimin dengan dinding yang hanya terbuat dari anyaman bambu dan tempat Praktek poliklinik yang hanya memakai kolong rumah namun sedikit banyaknya telah memberikan sesuatu yang berharga dari untuk masyarakat. Buktinya poliklinik tersebut dibawah asuhan Dr. Anwar sering mengadakan pengobatan dan sunatan gratis bagi masyarakat tidak mampu, sehingga dapat dikatakan bahwa Muhammadiyah Lempangang telah mengangkat pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat.

 

Dalam perkembangan selanjutnya  pengurus Muhammadiyah Cabang Lempangang sekitar tahun 1967 membuka Madrasah Diniyah Awaliyah Muhammadiyah, yaitu sekolah yang setingkat dengan SD dan dibuka pada sore hari dengan bidang studi yang selain dari materi umum juga banyak memberikan materi Agama, sekolah tersebut ditempatkan di daerah Panciro. Abdul Gani Daeng Lala menjelaskan:

Madrasah Diniyah Awaliyah Muhammadiyah Lempangang tersebut didirikan mengingat pada waktu itu walaupun telah ada sekolah dasar di Boka dan di Panciro sendiri, namun sekolah-sekolah tersebut tidak terlalu banyak memberikan materi-materi yang menyangkut Agama sehingga pengurus pada saat itu berinisiatif untuk membuka sekolah semacam itu walaupun hanya menggunakan gedung penggilingan padi milik Haji Mongka. Sebagai kepala sekolah saat itu Saleh Laja dibantu oleh guru-guru di antaranya Hamsinah dan Hapsah Baji.

 

Demikian perkembangan Muhammadiyah Cabang Lempangang dengan segala kontribusinya bagi pengembangan Islam di wilayah kerjanya.

**Diringkas dari Buku “Mentari bersinar di Gowa : Menelusuri Jejak Kehadiran Muhammadiyah Di Gowa tahun 1928-1968. Penulis Basri B. Mattayang


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website